Semenjak memiliki anak pertama, sebenarnya saya sudah mulai resah untuk beralih dari popok sekali pakai ke popok kain, atau biasa disebut dengan clodi. Keresahan saya ini bukan tanpa alasan, dalam satu hari saja, anak saya bisa menghabiskan 4 hingga 6 popok sekali pakai. Terbayang kan, betapa banyak limbah popok sekali pakai yang kami sumbangkan. Namun, karena belum banyaknya platform yang mengedukasi cara penggunaan clodi, akhirnya rencana penggunaan clodi pun hanya menjadi wacana.
Hingga pada tahun-tahun berikutnya (ketika anak kedua saya lahir), saya bertemu komunitas “Mamaberclodi“, sebuah komunitas dimana para Ibu memilih menggunakan clodi untuk anak-anaknya. Dan berada di komunitas ini menjadi titik awal kesadaran saya akan pentingnya mengatasi perubahan iklim dan menjaga hutan.
“Tapi, tunggu! Apa hubungannya mengurangi penggunaan popok sekali pakai, dengan mengatasi perubahan iklim dan melindungi hutan?”
Mengutip dari situs parentgiving.com, salah satu bahan baku pembuatan popok sekali pakai adalah pulp kayu atau “bulu halus”, yang biasanya bersumber dari pohon pinus. Pulp kayu memainkan peran penting dalam pembuatan popok sekali pakai karena digunakan sebagai bahan baku utama untuk lapisan inti penyerap dalam popok. Yang artinya, semakin massive pembuatan popok sekali pakai, maka semakin besar kemungkinan terjadinya deforestasi/ penggundulan hutan. Deforestasi sendiri memiliki kontribusi signifikan terhadap perubahan iklim dan kerusakan habitat hutan, dan hilangnya keanekaragaman hayati
Harapanku Sebagai Generasi Muda Indonesia, Terhadap Penanganan Isu Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan
Saya merasa cukup prihatin dengan masih rendahnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap isu perubahan lingkungan dan pentingnya menjaga hutan untuk keberlangsungan hidup kita di masa depan. Penggunaan popok sekali pakai hanyalah satu dari sekian banyak kebiasaan masyarakat yang berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim, pencemaran lingkungan, serta rusaknya hutan.
Sebagai generasi muda Indonesia, saya berharap, semangat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menangani isu perubahan iklim dan perlindungan hutan akan terus tumbuh. Saya berharap bahwa langkah-langkah, seperti reboisasi dan edukasi pentingnya menjaga lingkungan, akan semakin ditingkatkan.
Saya juga berharap, di masa mendatang, anak cucu saya masih bisa menyaksikan hutan hijau yang dihiasi dengan keanekaragaman hayati, menikmati air bersih dan segar dari sungai yang mengalir bebas, serta menghirup udara segar tanpa polusi yang menyesakkan.
Fakta Perubahan Iklim yang Perlu Diketahui
Berita akhir-akhir ini yang sering kita dengar seputar kebakaran lahan/hutan, dan meningkatnya suhu bumi hanyalah sebagian dari dampak perubahan iklim. Selain dua hal tersebut, masih banyak dampak perubahan iklim yang belum banyak diketahui orang. Tapi, sebelum membahas dampak perubahan iklim, rasanya tidak lengkap tanpa membahas pengertian dari perubahan iklim itu sendiri.
Apa Itu Perubahan Iklim?
Mengutip dari situs indonesiabaik.com, secara umum, perubahan iklim disebut juga sebagai fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Perubahan iklim sendiri adalah masalah global yang memiliki dampak luas pada lingkungan, ekonomi, dan kehidupan manusia.
Faktor Perubahan Iklim
Berdasarkan data yang saya himpun, perubahan iklim dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, baik faktor alamiah maupun aktivitas manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan iklim diantaranya:
- Efek Rumah Kaca : Efek rumah kaca merupakan fenomena alam yang terjadi ketika panas dari matahari terperangkap di atmosfer bumi. Meskipun ini adalah proses alamiah, namun ketika gas-gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfer dalam jumlah berlebihan, mereka dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim
- Deforestasi dan Kerusakan Fungsi Hutan : Penebangan pohon secara besar-besaran dapat mengurangi kemampuan hutan dalam menyerap karbon dioksida (C02) dari atmosfer.
- Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol : Penggunaan CFC yang tidak terkontrol berkontribusi besar pada perubahan iklim. CFC dapat ditemukan dalam berbagai aplikasi, salah satunya adalah pendingin udara.
- Global Warming : Pemanasan global (global warming) menyebabkan perubahan iklim, seperti peningkatan suhu rata-rata permukaan Bumi, meningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas, serta meningkatnya permukaan laut akibat melelehnya es gletser dan es kutub.
Dampak Perubahan Iklim Bagi Makhluk Hidup
Beberapa minggu yang lalu, telah terjadi kebakaran tepat di belakang rumah saya. Untungnya ada warga yang mengetahui dengan cepat, sehingga dengan bantuan warga setempat, kebakaran lahan di belakang rumah saya segera tertangani.

Perlu diketahui bahwa lahan di belakang rumah saya ini dipenuhi pohon jati, sehingga lahan tersebut rimbun oleh daun pohon jati yang berguguran. Dengan terjadinya fenomena kemarau panjang yang terjadi akhir-akhir ini, daun-daun itu menjadi sangat kering dan mudah terbakar.
Sayangnya, kebakaran yang terjadi di lahan belakang rumah saya bukanlah satu-satunya yang terjadi. Dalam rentan satu bulan saja, terjadi 2-3 kasus kebakaran lahan di sekitar tempat tinggal saya. Penyebab kebakaran di lahan belakang rumah saya bisa saja adalah dampak perubahan iklim, dimana kekeringan dan kemarau panjang dapat menyebabkan kebakaran lahan melalui beberapa mekanisme yang mempengaruhi ketersediaan air dan kondisi tanah. Ketika kekeringan terjadi, kondisi alam seperti tanah yang kering, vegetasi yang mudah terbakar, dan suhu yang tinggi dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap kebakaran.

Lalu, Apa yang Perlu Kita Lakukan Untuk Menangani Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan?
Setelah membaca berbagai fakta dan fenoma tentang perubahan iklim di atas, mungkin kita mulai tersadar betapa pentingnya menjaga keseimbangan alam, melindungi hutan, dan menangani perubahan iklim.
Dulu saya berfikir, menangani isu perubahan iklim seorang diri tidaklah mungkin. Bukan karena apa, Masalah perubahan iklim ini seringkali terasa begitu besar dan rumit. Tapi, lambat laun saya menyadari bahwa sekecil apapun tindakan dan langkah-langkah yang kita lakukan, pasti akan memberikan dampak yang sangat penting dalam upaya penanganan masalah ini. Saya juga meyakini, semakin banyak orang mengadopsi tindakan-tindakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dampak kolektifnya pun akan signifikan.
Berikut adalah langkah-langkah kecil yang sudah saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam upaya menghambat laju perubahan iklim dan melindungi hutan. Ingat! Sekecil apapun tindakan yang kita ambil, hal itu dapat membantu menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Yuk, jadilah bagian dari #TeamUpForImpact dengan menginspirasi orang lain untuk mendorong perubahan yang lebih besar dalam menjaga lingkungan!

Solusi mengatasi isu perubahan Iklim
Selain beberapa aksi nyata di atas, tentunya solusi perubahan iklim memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk di dalamnya adalah masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan organisasi lingkungan. Saya yakin, dengan #BersamaBergerakBerdaya, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan planet ini.
Melalui pemerintah sebagai tangan pertama dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan perlindungan hutan, terdapat beberapa solusi yang bisa diimplementasikan. Berikut beberapa di antaranya:
- Pengurangan emisi gas rumah kaca, hal ini bisa dimulai dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan energi baru seperti, tenaga surya dan angin.
- Pemerintah membuat program edukasi untuk penggunaan popok kain atau clodi kepada masyarakat, melalui program Ibu PKK dan penggerak posyandu.
- Upaya pencegahan deforestasi dan meningkatkan aktifitas reboisasi, seperti menggalakkan kegiatan menanam pohon. Jika memungkinkan, buatlah program “satu rumah satu pohon”. Melalui jajaran perangkat desa, pemerintah juga bisa membuat program khusus untuk kewajiban menanam pohon dan memelihara hutan, bagi masyarakat yang tinggal di area pegunungan, atau berada di area perhutanan.
- Pemerintah mendukung lini bisnis berkelanjutan, seperti produk daur ulang, produk dengan bahan baku ramah lingkungan, maupun produk yang menggunakan sistem refill/isi ulang.
- Pemerintah (melalui KEMENDIKBUDRISTEK), memberikan materi khusus tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan edukasi sejak dini tentang isu perubahan iklim kepada para siswa.
Langkah-langkah yang akan diambil pemerintah akan sangat penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan perlindungan hutan. Saya sangat yakin, bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah akan menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi planet ini untuk generasi mendatang.
Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!
#UntukmuBumiku #TeamUpForImpact #MudaMudiBumi #BersamaBergerakBerdaya
Sumber :
Gambar sampul : Pexel Free Photo
https://www.gramedia.com/literasi/efek-rumah-kaca/
https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya
https://www.parentgiving.com/blogs/everything-incontinence/how-diapers-are-made