Review Buku : Montessori – Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja
Penulis : Vidya Dwina Paramita
Halo! Selamat datang kembali di section review/ulasan buku! Pada kesempatan ini, saya mau membahas sebuah buku yang sangat informatif tentang pendekatan Montessori dalam proses belajar membaca. Dalam buku ini, sang penulis, yaitu Vidya Dwina Paramita yang juga seorang Montessorian dan Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, membagikan wawasan dan strategi praktis yang dapat membantu orang tua dalam mendampingi anak belajar membaca tanpa mengeja dengan cara yang mudah dan minim stress.
Sinopsis Montessori – Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja
Buku “Montessori – Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja” adalah panduan praktis yang menggabungkan prinsip-prinsip Montessori untuk mengajarkan anak-anak membaca. Penulis dari buku ini, Vidya Dwina Paramita yang juga seorang Montessorian dan Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, berbagi pengetahuannya tentang bagaimana metode ini mampu mengubah cara anak-anak belajar membaca, dari cara konvensinal (mengeja) menjadi lebih praktis dengan pendekatan metode fonik. Berdasar pengalaman penulis selama kurang lebih 10 tahun, metode belajar ini membuat proses belajar membaca menjadi lebih mudah minim stress.
Buku “Montessori – Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja” dibagi menjadi 10 bab. Bab 1 hingga Bab 5 penulis menjabarkan filosofi di balik teknik membaca tanpa mengeja dengan gaya Montessori. Pada bab tersebut, penulis berharap para orangtua dan guru yang membaca buku ini tidak hanya mengikuti langkah yang tersaji, tetapi juga memahami filosofi apa yang mendasarinya.
Berikut saya tuliskan beberapa point penting yang ingin penulis sampaikan dalam bab 1- 5 ini:
- Dalam Montessori, anak yang dikategorikan telah mampu membaca adalah anak yang mampu menggorelasikan rangkaian huruf yang dia baca dengan maknanya. Jadi tidak, ia baru sampai pada tahap “membunyikan huruf”
- Yang terjadi saat anak hanya sampai pada tahap membunyikan huruf tanpa paham maknanya, maka hal yang bisa saja terjadi kedepanya adalah: 1) Anak terpaksa membaca buku dengan susah payah karena tak paham isinya. 2) Karena tak paham, nilai akademis akan menjadi buruk. 3) Karena nilai akademis buruk, anak dilabeli bodoh. 4) Dia tumbuh dengan pemahaman bahwa “belajar” adalah aktivitas yang membingungkan dan menyebalkan. 5)Dia tumbuh menjadi orang dewasa yang percaya bahwa ia bodoh.
- Penyebab utama dari poin diatas adalah kurangnya perhatian kita pada kegiatan-kegiatan dalam tahap pra-membaca. (Tahapan pra-membaca akan dijabarkan penulis di bab-bab selanjutnya, biar nggak spoiler terlalu banyak, kalian baca dan beli sendiri aja ya bukunya! )
- Tercapainya kemampuan akademis anak seperti membaca, menulis, dan berhitung merupakan buah dari terstimulasinya seluruh indra dan aspek motorik.
- Kemampuan sosial sama pentingnya dengan kemampuan akademis. Jangan terlalu fokus hanya pada kemampuan akademis.
- Kemampuan membaca tidak sama dengan kemampuan memahami bacaan.
- Ketidakpahaman orangtua dan guru mengenai pentingnya anak memahami apa yang ia baca, membuat banyak sekali anak yang tumbuh dengan kemampuan memahami bacaan yang rendah.
Untuk bab 6 dan selanjutnya dalam buku ini secara teknis penulis menjelaskan tahapan pra-membaca dan ide-ide kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan membaca anak, serta ada beberapa sesi Q&A dan testimoni dari para guru dan orangtua yang sudah mengadopsi teknik membaca ala Montessori ini.
Review Montessori – Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja
Melalui buku ini saya menyadari bahwa mengajarkan anak membaca tidak semerta-merta hanya agar anak mampu membaca secara simbolis, tapi pentinganya melakukan tahapan pra-membaca agar anak bisa memahai apa yang dia baca. Buku ini juga menyajikan banyak contoh praktis dan ide-ide kegiatan yang dapat langsung saya praktikkan dalam proses mengajarkan anak membaca.
Selain itu, saya juga menyukai gaya tulisan dengan personal touch yang disajikan buku ini. Satu bagian yang saya merasa cukup related adalah ketika penulis menceritakan pengalaman masa kecilnya yang sering dibelikan majalah bobo dan gemar membaca, sehingga kosakata bahasa bakunya lebih banyak daripada teman sebayanya. Walaupun tidak intens berlangganan Majalah Bobo, saya juga banyak terpapar dan gemar membaca buku, sehingga tidak terlalu asing dengan kalimat-kalimat baku.
Kesimpulan
Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada para orangtua atau pengajar. Buku ini membantu saya memahami lebih dalam tentang pendekatan dalam hal mengajarkan anak-anak membaca dengan metode Montessori. Variasi ide-ide kegiatan yang disajikan juga cukup beragam, sehingga saya merasa tidak hanya paham secara teori, namun bisa juga secara practical.
Berikut adalah salah satu kegiatan yang sudah saya praktikkan di rumah bersama anak-anak. Untuk anak pertama saya, alhamdulillah sudah bisa membaca. Selain dibantu dengan ide kegiatan dan pemahaman yang saya dapat dari buku ini, ada beberapa alat peraga dan buku lain juga yang mendukung aktivitas belajar membaca anak-anak. Sedangkan untuk anak kedua, karena usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, masih dalam tahap aktivitas pra-membaca. Terima kasih sudah berkenan membaca! Jika tertarik kalian bisa membei bukunya disini.