Hi apa kabar? Udah lama banget ya dari terakhir aku nulis. Jadi tanpa berbasa-basi panjang lebar, dikesempatan kali ini aku mau sharing cerita pengalaman aku mengikuti beasiswa Ibu Punya Mimpi.
Sebelum cerita lebih jauh, kenalan dulu yuk sama Ibu Punya Mimpi..
…
Ibu Punya Mimpi apaan sih?
Jadi Ibu Punya Mimpi ini hadir sebagai platform belajar online dan komunitas untuk para Ibu dalam menggapai mimpi. Nah salah satu misi Ibu Punya Mimpi adalah membantu para Ibu agar bisa menggapai keinginannya dan menjadi versi terbaik sebagai Ibupreneur (sebutan bagi para Ibu yang tengah berjuang meraih mimpi melalui berbagai profesi).
Banyak banget program-program dan kelas-kelas yang sangat menarik untuk diikuti, terutama untuk para Ibu yang suka belajar dan bertumbuh, kalau penasaran langsung cek ke website ibupunyamimpi.org
Terus Beasiswa Ibu Punya Mimpi itu apa?
Beasiswa Ibu Punya Mimpi adalah salah satu program dari Ibu Punya Mimpi yang memberikan pelatihan bisnis selama 7 minggu kepada 15 Ibu yang terpilih. Nah nantinya Ibu yang berhasil launching dan menunjukan perfoma baik dalam bisnisnya, berkesempatan masuk ke tahap selanjutnya yaitu program Ibu Raih Mimpi.
.
Apa saja sih syarat mengikuti Beasiswa Ibu Punya Mimpi?
Nah jadi untuk mengikuti program beasiswa ini pertama-tama kalian harus terlebih dahulu mengikuti Sertifikasi Ibupreneur. Silahkan cek di link berikut untuk info lebih lengkap tentang Sertifikasi Ibupreneur
Sertifikasi Ibupreneur – Ibu Punya Mimpi
Yang kedua, kalian harus membuat Pitch Deck. Pitch Deck adalah sebuah presentasi singkat yang memberikan gambaran terkait rencana bisnis kalian. Tenang! template dan contohnya nanti akan dibagikan oleh tim IPM.
Ketiga, Kalian harus mengirimkan motivation letter. Sebuah gambaran singkat alasan kenapa kalian ingin mengikuti program Beasiswa IPM.
Terakhir, melakukan wawancara dengan tim IPM.
Itu saja dulu sekilas tentang apa itu Ibu Punya Mimpi dan program beasiswanya, cuss balik ke topik utama..
“Pengalaman Mengikuti Beasiswa Ibu Punya Mimpi”
.
7 Minggu tentunya bukan waktu yang singkat untuk mengikuti program pelatihan ini, sebenarnya aku sendiri udah berniat gabung sejak 2021, tapi karena takut tidak bisa mengikuti ritme pembelajarannya, jadi aku tunda dulu. Dan akhirnya di tahun 2022, begitu IPM buka batch baru untuk beasiswa, aku langsung daftar tanpa babibu. Dan alhamdulillah aku diterima dan resmi menjadi awardee beasiswa batch 6.
Proses pembelajarannya sendiri dalam satu minggu ada 3 kali pertemuan. Hari Senin untuk kelas utama, Hari Kamis untuk sesi tanya jawab, dan Hari Jumat sesi “Ibu Untuk Ibu”.
Pematerinya? tidak perlu diragukan lagi, beliau semua adalah seorang yang ahli di bidangnya. Aku merasa bangga bisa belajar langsung dari mereka, bahkan di sesi tanya jawab hari Jumat, kita bisa bertanya dan berkonsultasi langsung dengan beliau-beliau ini.
Selain itu, ada sesi kesukaanku, yaitu sesi one on one dengan para founder Ibu Punya Mimpi, yaitu Bu Marisa dan Bu Fathya. Sebuah kebanggan juga bisa sharing langsung menceritakan kendala-kendala yang aku hadapi dalam membangun bisnisku kepada beiau-beliau ini.
Kepada Bu Fathya, aku banyak menceritakan kendalaku dalam kekhawatiranku dalam rencana membangun bisnis namun disisi lain aku juga mempunyai peran untuk mengasuh dan membersamai anak-anak.
Kepada Bu Marisa, aku lebih banyak menceritakan masalah teknikal yang aku hadapi selama menggodok bisnis yang akan aku launching nantinya.
Setiap sesinya kita diberi waktu 20 menit
Sungguh 20 menit yang sangat berharga..
.
Pernah ingin menyerah di tengah perjalanan
Jujur aja nih aku pernah ada keinginan menyerah ditengah perjalanan mengikuti program ini, karena program beasiswa ini berbenturan dengan ramadhan dan lebaran, ditambah sebelum lebaran gigiku sakit dan mengharuskan aku mengikuti prosedur operasi gigi bungsu (odontectomy), tidak cukup sampai situ, memang dasar aku ini kebanyakan aksi, udah lah banyak kerjaan, masih ngide menambah beban dengan mengurus migrasi konten dari blog lama ke blog baru ini, belum lagi ngide bikin kue lebaran -_-
Namun, penghujung program, ada sebuah obrolan menarik dengan Mba Andaruni (beliau jugalah yang membuatku bergabung dengan IPM), Mba Andaruni yang juga pernah menjadi awarde batch 4 bercerita bahwa beliau pernah juga ingin menyerah, namun teringat mungkin banyak ibu diluar sana yang lebih membutuhkan dan lebih berhak mendapat program besiswa ini dibandingkan kita, tapi mungkin belum ada akses untuk berkenalan dengan Ibu Punya Mimpi, maka kita-kita inilah yang sudah beruntung mendapat akses pembelajaran selengkap ini setidaknya bisa berkomitmen dan berjuang sampai akhir. Akupun sangat tersentuh dan setuju dengan pernyataan tersebut, seketika semangatkupun kembali membara 🔥
.
Tiba akhirnya “Demo Day”
Setelah mengikuti pembelajaran selama 7 minggu, tibalah saatnya kita para awardee untuk pitching/presentasi di depan para mentor dan khalayak umum untuk mengenalkan bisnis kita. Rasanya seperti apa? Jangan nanya! Udah pasti deg-degan banget, apalagi untuk aku yang tidak punya skill public speaking. Untungnya di minggu terakhir kita sempat dapat materi public speaking. Alhamdulillah..
.
Launching bisnis
Ada cerita yang bikin merinding, di minggu kedua program beasiswa, kita para awarde diberi tugas untuk menuliskan superpower yang kita miliki. Cek jawabanku selengkapnya di link ini RUMII – Superpower Hani. Berikut screenshoot cuplikan jawabanku
Fokus di list terakhir ya, dan nggak nyangka di tanggal 25 Mei 2022 jam 02.00 dini hari bisnisku lahir, tepat beberapa hari setelah lebaran dan menjelang demo day. Padahal plan awal, bisnis punyaku berencana akan lauching awal tahun 2023
Ini bukan merinding horor atau ala-ala teori konspirasi! Tapi merinding, oh ini kali ya the power of list down mimpi kita! Kalau nggak ikut program beasiswa ini, mungkin aku nggak akan pernah nulis dan memikirkan kapan bisnis yang sudah direncanakan dari tahun 2020 ini akan launching.
Masih ingat sesi one on one yang kubahas tadi?
Disinilah peran besar Bu Marisa dalam proses launching Gallerysani, berkat tantangan Bu Marisa yang menyuruhku untuk segera launching (bahkan sampai beliau memantauku dengan follow back instagramku, aaaa thanks Bu sudah follow back hihi), aku benar-benar merasa tertantang.
Daannn jeng jeng jeng lahirlah Gallerysani dengan sistem Pre-Order per-batch, dan alhamdulillah di batch pertama yang kami buka, antusias teman-teman sangat luar biasa.
.
Tantangan Awal Membangun Gallerysani
Tantangan terbesarku adalah aku baru tau bahwa aku semenyeramkan itu kalau lagi fokus ngerjain sesuatu dan anak-anak mengganggu. Hari pertama packing pesanan, jujur grogi banget dan agak deg-degan karena konsep packingnya ramah lingkungan dan minim plastik.
Dann bommm anak-anak penasaran ikut ngributin, dengan reflek aku marah semarah-marahnya sampai mereka ketakutan. Jujur menyesal banget, tapi itu reflek yang sama sekali tidak aku duga.
Untungnya masih ada jatah one on one terakhir dengan Bu Fathya dihari itu (Btw Bu Fathya adalah seorang psikolog klinis anak), dan alhamdulillah insight Bu Fathya sangat bermanfaat untuk aku jadikan pertimbangan kedepannya agar aku bisa lebih gentle ke anak-anak. Lain kali aku share ya tips dan insight yang Bu Fathya sampaikan ini, jangan sekarang! takut kepanjangan heuheu
.
Ibu-ibu batch 6
Ibu-ibu awardee batch 6
Selain bersyukur sekali bisa bertatap muka dan berkonsultasi dengan para mentor yang ahli di bidangnya, aku juga sangat bersyukur bisa bertemu dan berkenalan teman-teman sesama awardee batch 6, ibu-ibu yang sangat supportif, yang selalu saling menguatkan satu sama lain. Bahkan, 50% dari pembeli pertamaku adalah ibu-ibu batch 6, benar-benar terharu dengan support mereka..
Ibu-ibu ini juga sangat inspiratif, beberapa ibu bahkan ada yang bisnisnya menurutku sudah cukup besar, tapi dengan rendah hatinya mereka masih mau update ilmu dengan mengikuti program beasiswa ini. Yang nggak kalah inspiratifnya lagi, selama program beasiswa, ibu-ibu ini ada yang mengikuti zoom class sambil merawat orang tua dan anak mereka yang sedang dirawat di rumah sakit, dan beberapa lainnya bahkan punya pekerjaan utama yang tidak bisa dikesampingkan.
Namun dengan segala keterbatasan tersebut, aku terharu dan bangga, karena pada akhirnya ibu-ibu batch 6 berhasil menyelesaikan program beasiswa dan hadir semua di demo day! MasyaAllah..
.
My thought about Ibu Punya Mimpi
Ibu Punya Mimpi adalah support system yang aku butuhkan selama ini. Berada dalam satu komunitas dengan para ibu yang memiliki minat dan kebutuhan yang sama, membuat aku merasa tidak berjalan sendirian dan merasa dimengerti. Beberapa hal yang aku highlight dari Ibu Punya Mimpi adalah bahwa tim Ibu Punya Mimpi sangat merangkul, ramah, dan fleksible dalam membersamai para ibu-ibu anggota Ibu Punya Mimpi yang notabenenya adalah para ibu yang punya segudang kesibukan.
Dengan segala keterbatasanku sebagai seorang ibu, Ibu Punya Mimpi telah mendorongku untuk berani bermimpi dan mewujudkan mimpi itu. Terima kasih Ibu Punya Mimpi..
.
Akhir kata
Belum bu, belum selesai sabar ya wkwk sampai lupa belum promosiin jualan sendiri kan
Singkatnya, berkat program beasiswa ini alhamdulillah aku berhasil launching Gallerysani. Gallerysani memproduksi berbagai macam dekorasi rumah dengan bahan dasar limbah kayu palet. Saat ini kami melayani pesanan menggunakan sistem Pre-Order dengan kurun waktu pengerjaan 7-14 hari (doakan Gallerysani segera bisa hire karyawan ya biar produknya ready stock hihi)
Untuk produknya sementara ini ada Kotak Tissue, Jam Dinding, dan Rak Buku. Dan tentunya akan banyak jenis produk lainnya dimasa mendatang
Info lebih lengkapnya silahkan cek di official instagram Gallerysani di link berikut
Akhir kata, Ini beneran udah akhir kok! Hihi kalau ada yang ingin ditanyakan seputar Beasiswa Ibu Punya Mimpi, silahkan komen di bawah atau bisa juga DM instagramku di @hanizaharani
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan panjang x lebar ini hingga akhir! see you!
Officially ibupreneur
HZ