Awal mula ketertarikan terhadap hal berbau seni dan kerajinan
Tumbuh besar dengan menyaksikan Ibu yang suka membuat handicraft seperti kristik, merajut, dan menjahit, membuatku menyukai hal-hal berbau art & craft juga. Kenangan yang membekas hingga saat ini adalah ketika ibu pernah terbaring sakit selama beberapa bulan, hingga beliau menghabiskan waktu luangnya untuk membuat syal menggunakan benang wol, syal dengan rajutan bermotif bunga, sangat indah..
Ibu juga sangat suka membuat kristik, banyak sekali koleksi kristik ibu yang menjadi pajangan di rumah. Mulai dari kristik berbentuk masjid, kaligrafi, hingga kristik bergambar panorama yang sangat memanjakan mata..
2019 ketika mengandung anak kedua, keinginan membuat handicraft begitu membuncah, sampai akhirnya iseng-iseng membuat beberapa handicraft untuk membuat hiasan kamar anak. Dengan bekal kain flanel, dakron, peralatan menjahit, dan lem tembak, jadilah beberapa handicraft pertamaku.
“Jodoh adalah cerminan diri”
Rasanya ungkapan ini cocok menggambarkan aku dan suami, karena ternyata suami juga menyukai hal-hal berbau kreatifitas. Berawal dari niat menyalurkan hobi dan kreatifitasnya, suami mulai mencoba membuat beberapa furniture dengan memanfaatkan limbah kayu palet untuk keperluan pribadi keluarga kecil kami, seperti set kursi meja anak, rak buku, hingga beberapa mainan kayu anak-anak.
Hingga pandemi yang tidak kunjung usai, lama-lama memberikan dampak pada pekerjaan suami. Hal ini membuat kami mencoba peruntungan untuk membuka bisnis pertama kami. Sangat senang karena bisnis pertama kami ini mendapat dukungan dan antusias dari orang disekeliling kami. Suami pun mulai menerima beberapa orderan, seperti meja hingga stools cafe.
Sejauh itu, suami masih menerima pesanan dari orang terdekat saja. Ada keinginan untuk launching toko secara online, namun masih banyak keraguan dan kebingungan akan identitas bisnis yang sedang kita bangun ini. Karena orderan offline ini juga masih menyita waktu suami, jadi kami putuskan pada saat itu untuk fokus pada orderan yang sudah ada dulu.
Harus mulai darimana?
Semenjak suami memulai bisnis kayunya, sebenarnya jiwa kreatifitasku juga ikut meronta-ronta hehe. Ingin rasanya membuat design kerajinan kayu yang lucu-lucu dan menjualnya secara online. Dan ketika mengutarakan hal ini ke suami, tentunya suami sangat setuju. Tapi sejujurnya, aku cukup bingung harus mulai darimana? Dan bagaimana mengemas ide bisnis ini agar terlihat menarik?
Mengikuti Beasiswa Ibu Punya Mimpi
Selama satu tahun lebih ide bisnis hanya menjadi wacana, alhamdulillah awal tahun 2022 aku memutuskan untuk mengikuti program Beasiswa Ibu Punya Mimpi. Secara singkat, Beasiswa Ibu Punya Mimpi adalah salah satu program dari Ibu Punya Mimpi yang memberikan pelatihan bisnis selama 7 minggu kepada 15 Ibu yang terpilih. Aku sempat menuliskan perjalanan selama mengikuti Beasiswa Ibu Punya Mimpi di link berikut : Hani Zaharani – Beasiswa Ibu Punya Mimpi Batch 7
Berkat mengikuti program dari @ibupunyamimpi ini, yang tadinya hanya ide bisnis dan bingung mengusung konsepnya bagaimana, harus mulai darimana, dan segudang kebingungan lainnya, akhirnya akhir Mei 2022 Gallerysani hadir dan membuka pre–order pertamanya.
Gallerysani hadir untuk fokus mengelola limbah kayu menjadi berbagai macam aksesoris dekorasi rumah. Pada pre-order pertama kami launching produk jam dinding dan kotak tissue. Untuk jam dinding, bisa dibilang produk ini cukup eksklusif karena desainnya pure hasil desain aku dan suami.
Sedangkan untuk kotak tissue, kami masih menggunakan referensi dari pinterest yang tentunya ada beberapa improvisasi dari kami. Senang sekali open pre–order kami mendapat antusias yang cukup positif dari teman-teman dan orang sekeliling.
Keraguan dan ketakutan dalam meraih mimpi
Sebenarnya ada banyak sekali keraguan dan ketakutan yang aku alami ketika ingin membangun bisnis ini. Sebagai seorang ibu dua orang anak, tentunya ketakutan terbesarku adalah “Bagaimana jika aku tidak bisa menghandle semuanya? Dan berakhir dengan anak-anak tidak terurus?”. Namun aku cukup tercerahkan ketika mengikuti program beasiswa IPM dan mendapat materi di kelas Ibu Fathya Artha, bahwa kita bisa banget loh manage waktu dengan membuat skala prioritas, dan mendelegasikan tugas-tugas kita.
Tantangan mengelola keuangan bisnis online
Nah ini dia nih salah satu tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis online, yaitu pengelolaan keuangan. Awalnya income dari Gallerysani masih bercampur menjadi satu di rekening pribadi. Lama-lama kami berpikir bahwa ini kurang bijak, karena ternyata susah juga ya buat mengaturnya kalau dicampur-campur seperti ini. Sempat kepikiran untuk buka rekening baru di bank, tapi mengingat prosedurnya yang cukup lama, harus datang ke bank, belum lagi ada biaya administrasi tambahan setiap bulannya. Hmmmm, akhirnya kami urungkan..
Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu baca artikel dari ibumakinjago.id – “Belajar Atur Keuangan Komunitas Dari Lab Belajar Ibu“ dan mendapat pencerahan untuk membuka rekening Jago. Ternyata fitur-fitur Jago ini cukup menarik, dan prosedur pembukaan rekening juga tergolong sangat mudah. Cukup download aplikasi Jago dan menyelesaikan registrasi secara online, lalu verifikasi data diri hanya dengan melalui video call dengan CS, sangat praktis dan hemat waktu! Aku juga mulai memanfaatkan fitur Kantong Jago untuk budgeting dan membuat pos-pos anggaran. Berasa jadi Ibu Makin Jago deh setelah berkenalan dengan Jago!
Saat ini kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran Jago, dan secara personal aku juga cukup menikmati peran baru sebagai ibupreneur. Selain karena ada tambahan support system dari komunitas Ibu Punya Mimpi, aku juga terbantu dengan kehadiran ibumakinjago.id sebagai sumber literasi untuk belajar mengelola keuangan keluarga dan keuangan bisnis onlineku.
Dari hobi dan ketertarikan hingga menjadi cuan
Terkadang sampai saat ini masih suka amazed, bagaimana ketertarikanku dan suami dengan hal berbau kerajinan bisa menjadi penghasilan untuk keluarga kecil kami. Seni kerajinan atau art & craft bukan hanya sebuah istilah saja untukku, akan selalu ada ikatan emosional antara aku dengannya. Karena ketika membuatnya, begitu banyak kenangan indah yang bermunculan. Mulai dari kristik ibu, syal yang ibu buat ketika sakit, hingga hiasan kamar anak yang aku buat ketika hamil. Lalu sekarang seni kerajinan ini juga menemani perjalananku dan suami dengan memberikan kontribusi keuangan untuk rumah tangga kami.
Saat ini Gallerysani sedang mengembangkan beberapa produk baru. Gallerysani beroperasi di tengah kesibukanku sebagai seorang ibu dua orang anak, dan kesibukan suami yang mempunyai pekerjaan utama di kantor. Jadi kami cukup slow down menjalankan bisnis ini. Doakan kami bisa hire karyawan ya agar Gallerysani bisa semakin berkembang dan bisa buka Gallery offline hehe amin..
Pesan untuk Ibu yang ingin meraih mimpinya
Bu, jangan pernah ragu dan takut untuk bermimpi, walaupun banyak tantangan yang harus kita hadapi. Anak bukanlah penghalang untuk meraih mimpi kita, kita tidak perlu memilih antara keluarga atau mimpi. Kenapa harus memilih jika kita bisa melakukan dua-duanya? Seperti pesan Bu Fathya, kita hanya perlu meng adjust ekspektasi kita, serta belajar mengatur prioritas dan mendelegasikan tugas-tugas yang ada.
Untuk ibu yang punya keinginan untuk memulai bisnis, entah belum ada ide ataupun sudah ada ide tapi bingung mau mulai darimana, saran saya ibu segera bergabung dengan komunitas Ibu Punya Mimpi dan aktif di forum rumii.ibupunyamimpi.org untuk sharing hambatan yang ibu alami agar bisa mendapat dukungan dan solusi dari ibu lainnya, untuk step next level-nya ibu bisa banget buat coba ikut program beasiswa IPM.
Untuk ibu yang ingin kembali berkarya juga bisa mengikuti program spesial “comeback” dari Ibu Punya Mimpi. Info lebih lanjutnya, silahkan follow saja ya instagram @ibupunyamimpi atau kunjungi website www.ibupunyamimpi.org
Jangan lupa juga subscribe artikel ibumakinjago.id untuk update info, kisah inspiatif, dan ilmu seputar keuangan! Dan juga download aplikasi Jago untuk bantu budgeting dan atur keuangan ibu!