Belakangan ini kita sering mendengar tentang penyakit autoimun. Lalu, apa sebenarnya penyakit autoimun? Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh kita menyerang dirinya sendiri. Penyakit autoimun yang dulu hanya menyerang beberapa individu dan tergolong langka, kini semakin umum dijumpai dan tersebar di berbagai lapisan masyarakat.
Melansir dari laman Sciene Direct, temuan studi epidemiologi lokal, nasional, dan internasional menegaskan bahwa frekuensi sebagian besar penyakit autoimun memang meningkat secara signifikan. Diperkirakan bahwa terdapat peningkatan tahunan sebesar 19,1% pada keseluruhan kejadian dan 12,5% pada prevalensi penyakit autoimun di seluruh dunia.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa tubuh bisa menyerang dirinya sendiri? Atau bagaimana mungkin sistem kekebalan tubuh yang dirancang untuk melindungi kita justru menjadi penyebab penyakit?
Sebelum kita membahas hal tersebut, kita perlu memahami akar masalahnya. Jadi, mari kita mulai dengan apa yang bisa memicu munculnya penyakit autoimun.
Akar Masalah Autoimun

Menurut penuturan dr Herlin Ramadhanti, seorang dokter yang juga pakar functional meidicine, menyebutkan, jika
penyakit tidak dimulai saat seseorang menerima diagnosis, tetapi akar masalah seringkali sudah ada sebelumnya. Ada tiga faktor utama yang bisa menjadi pemicu: diet atau nutrisi yang kurang, kurangnya istirahat dan olahraga yang memadai, serta hubungan interpersonal yang tidak memuaskan.
1. Diet Rendah Nutrisi
Pola makan yang rendah nutrisi memiliki potensi besar sebagai pemicu masalah autoimun. Kehadiran makanan yang kurang bergizi atau yang mungkin memicu peradangan dalam tubuh dapat mengganggu fungsi fisiologis tubuh secara normal.
Diet atau pola makan rendah nutrisi dapat memengaruhi sistem pencernaan menjadi rentan terhadap gangguan. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh dapat melemah, dan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dan memastikan asupan nutrisi yang memadai guna menjaga fungsi fisiologis tubuh tetap optimal dan mencegah timbulnya masalah autoimun.
2. Kurangnya Istirahat dan Olahraga yang Tidak Memadai
Istirahat yang kurang cukup dan olahraga yang kurang memadai adalah faktor penting lainnya yang dapat menjadi penyebab atau akar masalah autoimun. Istirahat yang tidak memadai dapat mengganggu keseimbangan alami tubuh. Begitu pula dengan kelebihan atau kekurangan dalam aktivitas fisik, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara istirahat dan olahraga agar tubuh tetap sehat dan berfungsi secara optimal.
3. Hubungan Interpersonal yang Tidak Memuaskan dan Tidak positif
Korelasi antara hubungan sosial yang tidak memuaskan dengan keseimbangan fisik dan mental seseorang melibatkan peran hormon sebagai penghubung antara kedua hal tersebut. Ketika seseorang mengalami interaksi sosial yang kurang memuaskan atau stresor dalam hubungan interpersonal, hal ini dapat memicu respons hormonal dalam tubuh. Stresor tersebut dapat meningkatkan tingkat hormon stres, seperti kortisol, yang dapat memengaruhi keseimbangan fisik dan mental seseorang.
Misalnya, paparan terus-menerus terhadap situasi sosial yang stres atau hubungan yang tidak memuaskan dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal. Hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, termasuk menjadi akar penyakit autoimun.
Oleh karena itu, menjaga hubungan sosial yang sehat dan membangun dapat membantu menjaga keseimbangan hormon yang optimal, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental yang baik.
4. Trauma
Trauma dapat menjadi salah satu akar penyakit autoimun melalui berbagai jalur yang kompleks dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika seseorang mengalami trauma, baik fisik maupun emosional, respons tubuh terhadap stres dapat memicu reaksi inflamasi dan ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh.
5. Mikroorganisme
Mikroorganisme probiotik, yaitu bakteri baik di dalam tubuh, berperan sebagai barrier pertama untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dalam studi kedokteran, dipelajari bahwa tubuh memiliki mekanisme umpan balik yang mengatur produksi zat-zat penting, seperti hormon, agar tetap seimbang. Keseimbangan ini penting untuk mencegah tubuh dari berlebihan atau kekurangan zat-zat tersebut. Selain itu, tubuh juga dilengkapi dengan mikroorganisme baik di berbagai titik, seperti kulit dan usus, yang berperan sebagai pertahanan pertama terhadap masuknya patogen.
Korelasi antara keberadaan mikroorganisme probiotik dalam tubuh dengan akar autoimun adalah bahwa probiotik membantu menjaga keseimbangan dan kekuatan sistem kekebalan tubuh. Keseimbangan mikroorganisme baik dalam tubuh dapat memengaruhi regulasi sistem imun dan mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi autoimun yang merugikan. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh melalui konsumsi probiotik dapat menjadi faktor yang berpotensi mengurangi risiko terjadinya penyakit autoimun.
6. Polusi Lingkungan
Faktor lingkungan seperti polusi lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, dapat menjadi faktor utama dalam perkembangan penyakit autoimun. Meskipun genetika memiliki peran sekitar 20% – 30%, lingkungan juga memainkan peran besar dalam memicu awal penyakit autoimun. Polusi lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh, yang kemudian memicu respons autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organnya sendiri.
Kesimpulan

Dari beberapa poin yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pola hidup yang tidak alami, termasuk pola makan dan pola pikir, serta paparan terus-menerus terhadap stres kronis, dapat menjadi faktor pemicu gangguan pada tubuh. Gangguan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yang kemudian terkait dengan penyakit autoimun.
Pola hidup dan pola makan yang tidak alami dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam berbagai aspek kesehatan tubuh, seperti asimilasi makanan, fungsi sistem pernafasan, dan jumlah probiotik dalam tubuh. Selain itu, pola hidup tidak sehat juga dapat memengaruhi energi tubuh dan fungsi mitokondria, yang dapat berdampak pada gejala kelelahan kronis dan gangguan fungsi tubuh lainnya.
Salah satu aspek penting yang terpengaruh adalah sistem biotransformasi dan eliminasi racun dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi kesehatan hati dan pencernaan. Ketidakseimbangan komunikasi dalam sel, terutama melalui neurotransmitter dan sistem endokrin, juga dapat memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
Selain itu, ketidakseimbangan struktural dalam tubuh juga dapat terjadi, yang berkaitan dengan kerja otot, sendi, dan organ tubuh lainnya. Ketidakseimbangan ini, jika tidak ditangani dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan gangguan pada sistem organ, termasuk sistem imun, alergi, hepatologi, neurologi, dan banyak lagi.
Untuk mengatasi masalah ini, perubahan pola hidup yang alami, serta penanganan yang holistik dari modern medicine dan functional medicine, dapat menjadi solusi yang efektif. Terlebih lagi, dalam kasus autoimun, di mana terjadi defense and repair imbalance yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, penanganan yang terintegrasi dari berbagai bidang medis dapat menjadi kunci untuk pemulihan.
Bagaimana Three Suplements Dapat Mengurangi Resiko Penyakit Autoimun

Kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama, baik dikarenakan pilihan makanan yang di konsumsi sehari hari, maupun inflamasi dan gangguan pencernaan yang menyebabkan nutrisi dari makanan tidak terserap sempurna ke dalam sel badan, dapat meningkatkan resiko penyakit autoimun.
Oleh karena itu, penting bagi kita saat merasa memiliki gangguan pencernaan, infeksi kecil yang konstan terus menerus seperti sering batuk pilek, termasuk alergi, untuk proaktif merevisi dan memperbaiki gaya hidup. Termasuk salah satunya men-supply badan dengan suplement apabila dirasa makanan sehari-hari tidak cukup bernutrisi. Badan yang konstan inflamasi juga akan menyebabkan nutrisi makanan sulit terserap, meskipun kita sudah berusaha mengkonsumsi makanan tinggi nutrisi.
Suplemen Three Vitalite, Three Purifi, Three Imune, serta Three Revive mengandung formulasi khusus yang dirancang untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Three Vitalite
Three Vitalite memberikan dukungan nutrisi penting untuk badan untuk berfungsi secara optimal. Vitalite mengandung multivitamin B, trace mineral, trace amino acids, sebagai bensin penting dalam metabolisme, bensin produksi hormon, enzyme, coenzyme dan neotrantsmitter signaling pada badan. Vitalite mengandung probiotik dan antioksidan yang membantu memelihara keseimbangan mikrobiota usus dan mengurangi peradangan.
Three Purifi
Sementara itu, Three Purifi diformulasikan khusus untuk mendetoksifikasi organ-organ vital dalam tubuh, membantu menghilangkan logam berat dan zat berbahaya lainnya yang dapat memicu respons autoimun. Selain itu, suplemen Three Imune dirancang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengandung antioksidan dan nutrisi penting lainnya yang dapat membantu melawan infeksi dan peradangan.
Three Revive
Terakhir ada Three Revive, Suplemen Revive dari Three merupakan tambahan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Three Revive dirancang khusus untukmemelihara status inflamasi dalam tubuh. Dengan membantu mengurangi peradangan yang dapat menjadi pemicu utama penyakit autoimun, Three Revive berperan penting dalam mengurangi akar penyakit autoimun.
Mengonsumsi suplemen Three secara teratur, kita dapat memberikan dukungan tambahan bagi tubuh dalam menjaga keseimbangan nutrisi, membersihkan racun, dan meningkatkan respons kekebalan tubuh. Dengan begitu, kita dapat mengurangi resiko penyakit autoimun.
Semua produk Three dikemas dengan teknologi terbaru yang canggih, untuk memastikan nutrisi serta kandungannya terserap kedalam sel manusia, apapun kondisinya. Saat terjadi peradangan, tubuh manusia cenderung kesulitan menyerap nutrisi, dengan teknologinya, Three akan mengantarkan nutrisi ini masuk ke dalam sel kita
Contact Hani Zaharani – Untuk konsultasi dan pembelian produk Suplemen Three