
Di sebuah rumah, seorang ibu tengah menyiapkan makan malam untuk para pekerja kebunnya.
sementara di sudut lain, ada anak kecil disuapi oleh tantenya yang penuh kasih.
Di waktu lain, seorang kakak perempuan datang mengunjungi adiknya setelah mendengar kabar yang kurang menyenangkan. Para orangtua larut dalam obrolan serius, sementara dua anak mereka bermain di halaman, seolah dunia mereka hanya berisi tawa.
“Bulek punya kamera baru, mau difoto?”
Anak kecil itu mengangguk antusias. Dengan gaya paling centil yang bisa ia lakukan, ia berpose di depan kamera. Tak lama, rasa penasaran membawanya ke meja rias. Ia mencoba memulas bibir dan pipinya dengan peralatan make up sang tante, dan hasilnya, ya… meski terlihat seperti lenong kecil, ia sangat bangga dengan kreasi absurdnya.
Tiga momen di waktu yang berbeda, tapi semuanya berputar di sekitar sosok yang sama. Bulek dan bude yang dengan caranya masing-masing mengisi masa kecilku. Mereka adalah perempuan-perempuan kuat panutanku.
Masing-masing dari mereka memiliki ceritanya sendiri, tapi satu hal yang sama: mereka adalah perempuan-perempuan kuat yang tidak selalu berteriak tentang kekuatannya.
Ada yang menunjukkan lewat tangan yang tak pernah berhenti bekerja, ada yang lewat keteguhan hati saat menghadapi kehilangan, dan ada pula yang lewat caranya tetap tertawa di tengah kesulitan.
Mereka mungkin tidak sadar bahwa diri mereka sangat hebat, tapi dari cara mereka menjalani hidup, aku belajar arti ketangguhan yang sebenarnya.
Jika kamu mengenalku dan bertanya-tanya, dari mana datangnya keuletan dan kegigihanku dalam menjalani hari-hari?
Jawabannya ada pada mereka.
Aku tumbuh di antara tangan-tangan perempuan yang membentuk keteguhan dengan kelembutan.
Mereka tidak hanya menuntunku untuk menjadi kuat, tapi juga untuk tidak kehilangan hati di tengah kerasnya hidup. Aku berdiri setegak ini karena pernah melihat mereka berlutut, berjuang, dan bisa bangkit kembali.
Kini, setiap kali aku menghadapi kerasnya dunia, aku membawa sedikit bagian dari diri mereka di dalam diriku, yaitu kekuatan yang tenang, kasih yang tulus, dan keyakinan bahwa tidak ada badai yang terlalu besar bagi perempuan yang tahu siapa dirinya.
Betapa beruntungnya aku dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat yang tanpa sadar membentuk caraku memandang hidup. Para perempuan yang tak hanya mengajarkanku bagaimana menjadi kuat, tapi juga bagaimana tetap lembut di tengah badai.